viewers

Minggu, 31 Mei 2015

MAKALAH ALQURAN



Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Ke Al-Qur’anan serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Proses Turunya Al-Qur’an” kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.











BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Allah menurunkan Al-Quran kepada Rasul kita Muhmmad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Turunya Al-Quran merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langait dan bumi. Turunya Al-Quran pertama kali pada malam lailatul qadar  merpakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Nabi Muhammad SAW. Umat ini telah di muliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Quran yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya  sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada di balik itu. Rassulullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan  kaumnya pun tidak puas dengan risalah  tersebut karena kesombongan dan permusuhan mereka. Oleh karena itu wahyu pun turun secara berangsur-angsur untuk menguatkan hati rasul dan menghiburnya serta menggikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-Nya.
Al-Quran diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Quran terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat, 114 surah dan diturunkan setahap demi setahap selama kurang lebih dua puluh tiga tahun.

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun akhirat.

.



B.     Rumusan Masalah
Berikut rumusan maslah yang akan dikaji dalam makalah ini , antara lain :
1.      Bagaimana proses Turunya Al-Qur’an ??
2.      Apa saja Hikmah turunya Al-Qur’an ?
3.      Apa Faedah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ke Al-Qura’anan ini, yaitu :
1.      Untuk mengetahui proses turunya Al-Qur’an
2.      Untuk mengetahui hikmah dari turunya Al-Qur’an
3.      Untuk mengetahui Faedah turunya Al-Qur’an secara bertahap














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Proses turunya Al-Qur’an[1]

1.    Turunnya Al-Qur’an sekaligus
Allah berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan  Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara hak dengan yang batil.” (Al-Baqarah [2]:185).
Dan dalam firmannya:
“Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam lailatul qadar.” (al-Qadr[97]:1)

“Sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur’an)  pada suatu malam yang di berkahi” (ad-Dukhan [44]:3)

Ketiga ayat diatas itu tidak bertentangan ,karena malam yang di berkahi adalah malam lailatul qadar dalam bulan Ramdhan. Tetapi (zahir) ayat-ayat itu bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan rasulallah, dimana Al-Qur’an turun kepadanya  selama dua puluh tiga tahun . Dalam hal ini , para ulama mempunyai dua mazhab pokok:



a.       Mazhab yang pertama,
yaitu pendapat dari ibn abbas dan para ulama-ulama yang lain . yang dimaksud turunya Al-Qur’an dalam ketiga ayat diatas ialah turunya Al-Qur’an sekaligus   ke Baitul ‘izzah di langit dunia agar para maklaikat menghormati kebesaran nya. Kemudian diturunkan kepada Rasul kita Muhammad SAW, secra bertahap selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak ia diutus sampai wafatnya.

b.      Mahzab yang kedua,
yaitu yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi bahwa yang dimksud dengan turunya Al-Qur’an kepada Rasulallah saw . permulaan turunya Al-Qur’an  itu dimulai  pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan , yang merupakan malam yang di berkahi. Kemudian turunya itu berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai dengan kejadian dan peristiwa – peristiwa selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dengan demikian , Al-Qur’an hanya satu macam cara macam cara turun, yaitu turun secara brtahap  kepada Rasulallah saw sebab yang demikianlah yang dinyatakan oleh  Al-Qur’an:


“Dan   Qur’an telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya pelahan-lahan kepada manusia dan kami menurunknya bagian demi bagian. (al-Isra’[17]:206)


c.       Mahzab yang ketiga
 berpendapat bahwa Qur’an  diturunkan  ke langit dunia selama dua puluh tiga malam lailatul qadar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada yang di tentukan allah untuk di turunkan pada setiap tahunnya
Dengan demikian pendapat yang kuat ialah bahwa al-Qur’anulkarim itu dua kali di turunkan :
                        Pertama: diturunkan secara sekaligus pada malam lailatul qadar ke Bitul’izzah dilangit dunia.
                        Kedua : diturunkan dari langit dunia ke bumi secara ber angsur angsur selama dua puluh tiga tahun


1.      Turnya Al-Qur’an secara bertahab

Allah berfirman :
“Dan Al Qur’an ini benar – benar di turunkan oleh tuhan semesta alam; Dia dibawa turun oleh ar-Ruhul Amin (jibril) kedalam hatimu  (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara oreang orang yang memberi peringatan; dengan bahasa arab yang jelas.” (Asy-Syu’ara’[26]:192-195)

Dan dalam firmannya :
“Katkanlah jibril menurunkan Al-Qur’an itu dari tuhanmu dengan benar , untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk  serta khabar gembira bagi orang –orang yang berserah diri kepada allah swt.” (an-Nahl[16]:102)

Ayat-ayat di atas manyatakan bahwa Al-Qur’an karim adalah kalam allah dengan lafalnya yang berbahasa arab , dan bahwa jibril telah menurunkan kedalam hati rasulallah saw dan bahwa turunya ini bukanlah turunya yang pertama kali ke langit dunia. Tetapi yang di maksudkan adalah turunya Qur’an secara bertahap.
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun tigabelas tahun di Mekkah menurut pendapat yang kuat , dan sepuluh tahun di Madinah. Penjelasan mengenai turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu terdapat dalam firman Allah :
“Dan Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakanya perlahan-laha kepada manusia dan Kami menurunkanya bagian demi bagian. ” (Al Isra’ 17:106)
Maksud dari ayat di atas yaitu , Kami telah menjadikan turnuya Al-Qur’an itu secara berangsur agar kamu membacakanya kepada manusia secara perlahan-lahan dan teliti dan Kami menurunkanya bagian demi bagian sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian .

2.      Hikmah turunya Al-Qur’an secara bertahap[2]

1.      Hikmah pertama: Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulallah saw.

Rasulallah saw telah menyampaikan dakwahnya kepada manusia , tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang dan watak yang begitu keras dan keras kepala. Mereka senatiasa mereka senantiasa melemparkan gangguan dan ancaman kepada rasulallah. Padahal dengan hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam hal ini Allah mengatkan:

“Maka barngkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling , sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Qur’an)” (Al-Kahfi[18]:6)

Wahyu turun kepada Rosulullah dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauanya untuk tetap melangkahkan kaki di jalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang hadapinya dari masyarakatnya sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut di musim panas yang segera akan berakhir.

2.      Hikmah kedua: Tantangan dan Mukjizat

Orang-orang musyrik senantiasa berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan  dengan maksud melemahkan dan menantang , untuk menguji kenabian rasulallah. Mereka juga sering menyampaikan kiepdanya hal-hal batil yang tak masuk akal seperti menanyakan tentang hari kiamat: Mereka menayakan kepada mu tentang kiamat. (Al-A’raf [7]:187) dan meminta di segarkanya azab: Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu di segarkan. (Al
Hajj [22]:47). Maka turunlah Qur’an dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan jawaban yang amat jelas atas pertanyaaan mereka, misalnya firman allah:

“Dan tidaklah orang-orang kafir itu dating kepada mu dengan membawa sesuatu yang ganjil . melainkan kami datngkan kepada mu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasanya” (Al-Furqan [25]:33)


3.      Hikmah ke tiga : mempermudah hafalan dan pemahamannya.

Al-Qur’annul karim turun di tengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan menulis.Catatan meraka adalah hafalan dan ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang dapat  memugk.inkan mereka menulis dan membukukannya kemudian menghafal dan memahaminya.

“Dialah yang  kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, mensucikan mereka dan megajarkan kepada merekan kitab dan hikmah. Dan sesunggunya merekan sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Al-Jumuah [62]:2).

 Juga firman-nya :

“(yaitu) orang-orang yang mengikuti rosul, nabi yang ummi ...”
(Al-A’raf[7]:157).


Umat yang buta huruf itu tidaklah mudahuntuk menghafal seluruh Al-Qur’an seandainya Al-Qur’an diturunkan sekaligus, dan tidak mudah bagi mereka memahami maknanya dan memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya penurunanya Al-Qur’an secara berangsur-angsuritu merupakan bantuan terbaik untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya. Setiap turun satu kali atau beberapa ayat para sahabat segera menghafalnya, memikirkan maknanya dan mempelajari hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi metode pengajaran dalam kehidupan para Tabi’in
Abu Nadrah berkata:

“Abu Said Al-Kudri mengajarkan Al-Qur’an kepada kami, 5 ayat diwaktu pagi dan 5 ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa Jibril menurunkan Al-Qur’an 5 ayat 5ayat.”



            Dari Khalid bin Dinar dikatakan
“Abul ‘Aliyah berkata pada kami: pelajarilah Al-Qur’an itu lima ayat demi lima ayat  Karena nabi s.a.w mengambilnya dari Jibril lima ayat demi lima ayat”.

4.      Hikmah ke empat : kesesuaian dengan peristiwa peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
Al-Qur’an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi bagi kuam muslimin dalam perjuangan merka yang panjang untuk meninggikan kalimah Allah. Setiap kali terjadi suatu peristiwa diantara mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan statusnya dan petunjuk serta meletakan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara demikian ini menjadi obat bagi hati mereka.

5.      Hikmah kelima: Bukti yang pasti bahwa Al-Qur’anul Karim diturunkan dari sisi Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji.
Qur’an yang turun secara berangsur-angsur kepada Rosulullah SAW dalam waktu lebih dari 20 tahun ini i atau ayat-ayatnya turun dalam selang waktu tertentu, dan selama itu orang membacanya dan mengkajinya surah demi surah. Ketika itu iya melihan rangkaiannya begitu padat, tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada bandinganya dalam perkataan manusia

“inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksna dan Maha Tahu”. (Hud 11:1)


3.      Faedah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dalam pendidikan dan pengajaran[3]

Proses belajar-mengajar itu berlandaskan dua asas : perhatian terhadap tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal , jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawa ke arah kebaikan dan kebenaaran.

Dalam hikmah turunya Al-Qur’an secara bertahap itu kita meliha t adanya suatu metode yang berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan kedua asas tersebut. Turunya Al-Qur’an telah meningkatkan pendidikan umat Islam secara bertahap dan bersifat alami untuk untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan perilakunya, membentuk kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh dengan tegak di atas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi kebaikan umat manusia seluruhnya dengan izin Tuhan.

Pentahapan turunya Al-Qur’an itu merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya menghafal Al-Qur’an, memahami , mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang dikandungnya.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul kita Muhmmad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Turunya Al-Qur’an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langait dan bumi. Turunya Al-Qur’an pertama kali pada malam lailatul qadar  merpakan pemberitahuan kepada alam tingkat tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Nabi Muhammad SAW. Umat ini telah di muliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Qur’an yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya  sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada di balik itu. Rassulullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan  kaumnya pun tidak puas dengan risalah  tersebut karena kesombongan dan permusuhan mereka. Oleh karena itu wahyu pun turun secara berangsur-angsur untuk menguatkan hati rasul dan menghiburnya serta menggikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-Nya.








Daftar Pustaka
Ash-shiddieqy, Teuku. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Semarang: Pustaka Riski Putra , 2011
Ichwan, Muhammad Nor. Studi Ilmu Ilmu Al-Quran, Semarang: Rasail Media Grup, 2008
Syadali, Ahmad Rofi’. Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia, 2000
http://www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/54/kenapa-al-quran-tidak-dibukukan-dalam-satu-mushhaf



[1] Ichwan, Muhammad Nor, Studi Ilmu Ilmu Al-Qur’an, (Semarang: Rasail Media Grup, 2008)
[2] Syadali, Ahmad Rofi’. Ulumul Qur’an I, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)


[3] http://www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/54/kenapa-al-quran-tidak-dibukukan-dalam-satu-mushhaf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar