Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur
kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi
Besar kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Ke Al-Qur’anan serta
teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Proses Turunya Al-Qur’an” kami menyadari bahwa
masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, sehingga kami senantiasa terbuka
untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaan makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalammu’alaikum
Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Allah
menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul kita
Muhmmad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Turunya Al-Qur’an merupakan peristiwa
besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langait dan bumi.
Turunya Al-Qur’an pertama kali pada
malam lailatul qadar merpakan pemberitahuan kepada alam tingkat
tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Nabi Muhammad
SAW. Umat ini telah di muliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi
umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Qur’an yang kedua kali
secara bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat
mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah
ilahi yang ada di balik itu. Rassulullah tidak menerima risalah agung ini
sekaligus, dan kaumnya pun tidak puas
dengan risalah tersebut karena
kesombongan dan permusuhan mereka. Oleh karena itu wahyu pun turun secara
berangsur-angsur untuk menguatkan hati rasul dan menghiburnya serta menggikuti
peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan
mencukupkan nikmat-Nya.
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 6666 ayat,
114 surah dan diturunkan setahap demi setahap selama kurang lebih dua puluh
tiga tahun.
Al-Qur’an adalah kitab suci umat
Islam. Bagi Muslim, Al-Qur’an merupakan firman
Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan
lafal dan maknanya. Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang sangat berharga
bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk dan pedoman
bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia maupun
akhirat.
.
B.
Rumusan Masalah
Berikut
rumusan maslah yang akan dikaji dalam makalah ini , antara lain :
1.
Bagaimana proses
Turunya Al-Qur’an ??
2.
Apa saja Hikmah
turunya Al-Qur’an ?
3.
Apa Faedah turunya
Al-Qur’an secara berangsur-angsur ?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ke Al-Qura’anan ini, yaitu :
1.
Untuk mengetahui
proses turunya Al-Qur’an
2.
Untuk mengetahui
hikmah dari turunya Al-Qur’an
3.
Untuk mengetahui
Faedah turunya Al-Qur’an secara bertahap
BAB II
PEMBAHASAN
1. Turunnya
Al-Qur’an sekaligus
Allah
berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia:
“Bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara hak dengan yang batil.” (Al-Baqarah [2]:185).
Dan
dalam firmannya:
“Sesungguhnya kami
telah menurunkan (Al-Qur’an) pada malam lailatul qadar.” (al-Qadr[97]:1)
“Sesungguhnya kami
telah menurunkan (Al-Qur’an) pada suatu
malam yang di berkahi” (ad-Dukhan [44]:3)
Ketiga
ayat diatas itu tidak bertentangan ,karena malam yang di berkahi adalah malam
lailatul qadar dalam bulan Ramdhan. Tetapi (zahir) ayat-ayat itu bertentangan
dengan kejadian nyata dalam kehidupan rasulallah, dimana Al-Qur’an turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun . Dalam hal ini , para
ulama mempunyai dua mazhab pokok:
a. Mazhab
yang pertama,
yaitu
pendapat dari ibn abbas dan para ulama-ulama yang lain . yang dimaksud turunya Al-Qur’an dalam ketiga ayat
diatas ialah turunya Al-Qur’an sekaligus ke Baitul ‘izzah di langit dunia agar para maklaikat
menghormati kebesaran nya. Kemudian diturunkan kepada Rasul kita Muhammad SAW,
secra bertahap selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa
dan kejadian-kejadian sejak ia diutus sampai wafatnya.
b. Mahzab
yang kedua,
yaitu
yang diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi bahwa yang dimksud dengan turunya Al-Qur’an kepada Rasulallah saw
. permulaan turunya Al-Qur’an itu dimulai
pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan , yang merupakan malam yang
di berkahi. Kemudian turunya itu berlanjut sesudah itu secara bertahap sesuai
dengan kejadian dan peristiwa – peristiwa selama kurang lebih dua puluh tiga
tahun. Dengan demikian , Al-Qur’an
hanya satu macam cara macam cara turun, yaitu turun secara brtahap kepada Rasulallah saw sebab yang demikianlah
yang dinyatakan oleh Al-Qur’an:
“Dan Qur’an telah kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya pelahan-lahan kepada manusia dan kami
menurunknya bagian demi bagian. (al-Isra’[17]:206)
c. Mahzab
yang ketiga
berpendapat bahwa Qur’an diturunkan
ke langit dunia selama dua puluh tiga malam lailatul qadar yang pada
setiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu ada yang di tentukan
allah untuk di turunkan pada setiap tahunnya
Dengan demikian pendapat yang kuat
ialah bahwa al-Qur’anulkarim itu dua kali di turunkan :
Pertama: diturunkan secara sekaligus pada
malam lailatul qadar ke Bitul’izzah dilangit dunia.
Kedua : diturunkan dari langit dunia ke bumi
secara ber angsur angsur selama dua puluh tiga tahun
1. Turnya
Al-Qur’an secara bertahab
Allah
berfirman :
“Dan Al Qur’an ini
benar – benar di turunkan oleh tuhan semesta alam; Dia dibawa turun oleh
ar-Ruhul Amin (jibril) kedalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara oreang orang yang memberi
peringatan; dengan bahasa arab yang jelas.” (Asy-Syu’ara’[26]:192-195)
Dan
dalam firmannya :
“Katkanlah jibril
menurunkan Al-Qur’an itu dari tuhanmu dengan benar , untuk meneguhkan hati
orang-orang yang telah beriman dan menjadi petunjuk serta khabar gembira bagi orang –orang yang
berserah diri kepada allah swt.” (an-Nahl[16]:102)
Ayat-ayat
di atas manyatakan bahwa Al-Qur’an
karim adalah kalam allah dengan lafalnya yang berbahasa arab , dan bahwa jibril
telah menurunkan kedalam hati rasulallah saw dan bahwa turunya ini bukanlah
turunya yang pertama kali ke langit dunia. Tetapi yang di
maksudkan adalah turunya Qur’an secara bertahap.
Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur selama dua puluh
tiga tahun tigabelas tahun di Mekkah menurut pendapat yang kuat , dan sepuluh
tahun di Madinah. Penjelasan mengenai turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur
itu terdapat dalam firman Allah :
“Dan Qur’an
itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakanya
perlahan-laha kepada manusia dan Kami menurunkanya bagian demi bagian. ” (Al Isra’ 17:106)
Maksud dari ayat di atas yaitu , Kami telah menjadikan
turnuya Al-Qur’an itu secara berangsur agar kamu membacakanya kepada manusia
secara perlahan-lahan dan teliti dan Kami menurunkanya bagian demi bagian
sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian .
1. Hikmah
pertama: Menguatkan atau meneguhkan hati Rasulallah saw.
Rasulallah saw telah menyampaikan
dakwahnya kepada manusia , tetapi ia menghadapi sikap mereka yang membangkang
dan watak yang begitu keras dan keras kepala. Mereka senatiasa mereka
senantiasa melemparkan gangguan dan ancaman kepada rasulallah. Padahal dengan
hati tulus ia ingin menyampaikan segala yang baik kepada mereka, sehingga dalam
hal ini Allah mengatkan:
“Maka
barngkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka
berpaling , sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Qur’an)”
(Al-Kahfi[18]:6)
Wahyu turun kepada
Rosulullah dari waktu kewaktu sehingga dapat meneguhkan hatinya atas dasar
kebenaran dan memperkuat kemauanya untuk tetap melangkahkan kaki di jalan
dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil yang hadapinya dari masyarakatnya
sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut di musim panas yang segera
akan berakhir.
2. Hikmah
kedua: Tantangan dan Mukjizat
Orang-orang musyrik senantiasa
berkubang dalam kesesatan dan kesombongan hingga melampaui batas. Mereka sering
kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dengan maksud melemahkan dan menantang , untuk menguji kenabian
rasulallah. Mereka juga sering menyampaikan kiepdanya hal-hal batil yang tak
masuk akal seperti menanyakan tentang hari kiamat: Mereka menayakan kepada mu
tentang kiamat. (Al-A’raf [7]:187) dan meminta di segarkanya azab: Dan mereka
meminta kepadamu agar azab itu di segarkan. (Al
Hajj [22]:47). Maka turunlah Qur’an
dengan ayat yang menjelaskan kepada mereka segi kebenaran dan memberikan
jawaban yang amat jelas atas pertanyaaan mereka, misalnya firman allah:
“Dan
tidaklah orang-orang kafir itu dating kepada mu dengan membawa sesuatu yang
ganjil . melainkan kami datngkan kepada mu sesuatu yang benar dan yang paling
baik penjelasanya” (Al-Furqan [25]:33)
3.
Hikmah ke tiga :
mempermudah hafalan dan pemahamannya.
Al-Qur’annul karim turun di tengah-tengah umat yang ummi,
yang tidak pandai membaca dan menulis.Catatan meraka adalah hafalan dan
ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan
pembukuan yang dapat memugk.inkan mereka
menulis dan membukukannya kemudian menghafal dan memahaminya.
“Dialah
yang kaum yang buta huruf seorang rasul
diantara mereka, mensucikan mereka dan megajarkan kepada merekan kitab dan
hikmah. Dan sesunggunya merekan sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata” (Al-Jumuah [62]:2).
Juga firman-nya :
“(yaitu)
orang-orang yang mengikuti rosul, nabi yang ummi ...”
(Al-A’raf[7]:157).
Umat yang buta huruf itu tidaklah mudahuntuk menghafal
seluruh Al-Qur’an seandainya Al-Qur’an diturunkan sekaligus, dan tidak mudah
bagi mereka memahami maknanya dan memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya penurunanya
Al-Qur’an secara berangsur-angsuritu merupakan bantuan terbaik untuk menghafal
dan memahami ayat-ayatnya. Setiap turun satu kali atau beberapa ayat para
sahabat segera menghafalnya, memikirkan maknanya dan mempelajari
hukum-hukumnya. Tradisi demikian ini menjadi metode pengajaran dalam kehidupan
para Tabi’in
Abu Nadrah
berkata:
“Abu Said Al-Kudri mengajarkan Al-Qur’an kepada kami, 5
ayat diwaktu pagi dan 5 ayat di waktu petang. Dia memberitahukan bahwa Jibril
menurunkan Al-Qur’an 5 ayat 5ayat.”
Dari Khalid bin Dinar dikatakan
“Abul ‘Aliyah
berkata pada kami: pelajarilah Al-Qur’an itu lima ayat demi lima ayat Karena nabi s.a.w mengambilnya dari Jibril
lima ayat demi lima ayat”.
4.
Hikmah ke empat :
kesesuaian dengan peristiwa peristiwa dan pentahapan dalam penetapan hukum.
Al-Qur’an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi bagi kuam muslimin dalam perjuangan merka yang panjang untuk
meninggikan kalimah Allah. Setiap kali terjadi suatu peristiwa diantara mereka,
maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan statusnya
dan petunjuk serta meletakan dasar-dasar perundang-undangan bagi mereka, sesuai
dengan situasi dan kondisi, satu demi satu. Dan cara demikian ini menjadi obat
bagi hati mereka.
5.
Hikmah kelima:
Bukti yang pasti bahwa Al-Qur’anul Karim diturunkan dari sisi Yang Maha
bijaksana dan Maha Terpuji.
Qur’an yang turun secara berangsur-angsur kepada
Rosulullah SAW dalam waktu lebih dari 20 tahun ini i atau ayat-ayatnya turun
dalam selang waktu tertentu, dan selama itu orang membacanya dan mengkajinya
surah demi surah. Ketika itu iya melihan rangkaiannya begitu padat, tersusun
cermat sekali dengan makna yang saling bertaut dengan gaya yang begitu kuat,
serta ayat demi ayat dan surah demi surah saling terjalin bagaikan untaian
mutiara yang indah yang belum pernah ada bandinganya dalam perkataan manusia
“inilah suatu
kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci
yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksna dan Maha Tahu”. (Hud 11:1)
Proses
belajar-mengajar itu berlandaskan dua asas : perhatian terhadap tingkat
pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal , jiwa dan jasmaninya dengan apa
yang dapat membawa ke arah kebaikan dan kebenaaran.
Dalam hikmah
turunya Al-Qur’an secara bertahap itu kita meliha t adanya suatu metode yang
berfaedah bagi kita dalam mengaplikasikan kedua asas tersebut. Turunya Al-Qur’an
telah meningkatkan pendidikan umat Islam secara bertahap dan bersifat alami
untuk untuk memperbaiki jiwa manusia, meluruskan perilakunya, membentuk
kepribadian dan menyempurnakan eksistensinya sehingga jiwa itu tumbuh dengan
tegak di atas pilar-pilar yang kokoh dan mendatangkan buah yang baik bagi
kebaikan umat manusia seluruhnya dengan izin Tuhan.
Pentahapan turunya Al-Qur’an itu
merupakan bantuan yang paling baik bagi jiwa manusia dalam upaya menghafal Al-Qur’an,
memahami , mempelajari, memikirkan makna-maknanya dan mengamalkan apa yang
dikandungnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Allah
menurunkan Al-Qur’an kepada
Rasul kita Muhmmad SAW untuk memberi petunjuk kepada manusia. Turunya Al-Qur’an merupakan peristiwa
besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langait dan bumi.
Turunya Al-Qur’an pertama kali pada malam
lailatul qadar merpakan pemberitahuan kepada alam tingkat
tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemulian umat Nabi Muhammad
SAW. Umat ini telah di muliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi
umat paling baik yang dikeluarkan bagi manusia. Turunnya Al-Qur’an yang kedua kali secara
bertahap, berbeda dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan
orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya
sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada di balik itu.
Rassulullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan kaumnya pun tidak puas dengan risalah tersebut karena kesombongan dan permusuhan
mereka. Oleh karena itu wahyu pun turun secara berangsur-angsur untuk
menguatkan hati rasul dan menghiburnya serta menggikuti peristiwa dan
kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan
nikmat-Nya.
Daftar Pustaka
Ash-shiddieqy,
Teuku. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Semarang: Pustaka Riski
Putra , 2011
Ichwan,
Muhammad Nor. Studi Ilmu Ilmu Al-Quran, Semarang: Rasail Media Grup, 2008
Syadali,
Ahmad Rofi’. Ulumul Qur’an I, Bandung: Pustaka Setia, 2000
http://www.cybermq.com/pustaka/detail/ilmu-tafsir/54/kenapa-al-quran-tidak-dibukukan-dalam-satu-mushhaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar